Akhir-akhir ini, cloud computing adalah topik yang selalu menjadi bahan pembicaraan di dunia Teknologi Informasi (TI).Hampir setiap hari selalu ada berita seputar cloud computing, baik secara teknologi maupun dari aspek bisnis.Apa sebenarnya Cloud Computing itu? Apakah hanya sekadar “hype”, atau memang sesuatu yang nyata? Dan apa dampaknya bagi kita semua?
PENGERTIAN CLOUD COMPUTING
Ketika kita membicarakan Cloud Computing, sebenarnya apakah kita membicarakan hal yang sama? Banyak pihak memberikan definisi cloud computing dengan perbedaan di sana-sini.
Gartner mendefinisikannya sebagai “sebuah cara komputasi ketika layanan berbasis TI yang mudah dikembangkan dan lentur disediakan sebagai sebuah layanan untuk pelanggan menggunakan teknologi Internet.”
Forester mendefinisikannya sebagai “standar kemampuan TI, seperti perangkat lunak, platform aplikasi, atau infrastruktur, yang disediakan menggunakan teknologi Internet dengan cara swalayan dan bayar-per-pemakaian.”
Secara sederhana, Cloud Computing dapat kita bayangkan seperti sebuah jaringan listrik. Apabila kita membutuhkan listrik, apakah kita harus punya pembangkit listrik sendiri? Tentu tidak. Kita tinggal menghubungi penyedia layanan (dalam hal ini, PLN), menyambungkan rumah kita dengan jaringan listrik, dan kita tinggal menikmati layanan tersebut. Pembayaran kita lakukan bulanan sesuai pemakaian.
Kalau listrik bisa seperti itu, mengapa layanan komputasi tidak bisa? Misalnya, apabila sebuah perusahaan membutuhkan aplikasi CRM (Customer Relationship Management). Kenapa perusahaan tersebut harus membeli aplikasi CRM, membeli hardware server, dan kemudian harus memiliki tim TI khusus untuk menjaga server dan aplikasi tersebut?Di sinilah cloud computing berperan. Penyedia jasa cloud computing seperti Microsoft, telah menyediakan aplikasi CRM yang dapat digunakan langsung oleh perusahaan tadi. Mereka tinggal menghubungi penyedia layanan (dalam hal ini, Microsoft), “menyambungkan” perusahaannya dengan layanan tersebut (dalam hal ini, melalui Internet), dan tinggal menggunakannya. Pembayaran? Cukup dibayar per bulan (atau per tahun, tergantung kontrak) sesuai pemakaian. Tidak ada lagi investasi di awal yang harus dilakukan.
KONSEP CLOUD COMPUTING
Yang paling penting dalam pengaplikasian cloud computing ini ialah substansi layanan cloud computing itu sendiri. Dalam pengaplikasiannya, dikenal tiga model layanan cloud computing, yaitu Software as a Service (SaaS), Platform as a Service (PaaS), dan Infrastructure as a Service (IaaS) (Armbrust, et al., 2009), (IBM Corporation, 2009), (Robbins, 2009), (Cleveland, Lewis, & Khannan, 2009), (Shridhar, 2009), (UswachTech Administrator, 2010).
Software-as-a-service
Pada pokoknya, software as a service berarti aplikasi tersedia bagi user dalam bentuk layanan berbasis subscribtion sesuai kebutuhan user (on-demand). Jadi, dengan pengaplikasian model ini, user tidak perlu lagi membeli lisensi dan melakukan instalasi untuk sebuah aplikasi, tetapi cukup membayar biaya sesuai pemakainnya saja. Secara teknis, model aplikasi ini memanfaatkan web-based interface yang diakses melalui web browser dan berbasis teknologi Web 2.0 (Robbins, 2009). Contoh SaaS ini ialah Goggle Docs dari Google yang merupakan aplikasi perangkat office serupa Microsoft Word (Krishnadi, 2010). Dengan menggunakan GoggleDocs, kita dapat mengolah dokumen tanpa harus menginstal software office seperti Microsoft Word. SaaS ini merupakan model aplikasi cloud computing yang sasarannya difokuskan pada user individual.
Platform-as-a-service
Jika SaaS merupakan model layanan yang fokusnya pada apllication using, maka fokus Platform as a service (PaaS) mengacu pada application development. Sasaran model ini ialah para programmer dan application developer karena dalam model ini, provider menyediakan layanan yang berupa serangkaian perangkat lunak dan alat-alat pengembangan produk yang tersedia pada infrastruktur provider sehingga developer dapat menciptakan aplikasi pada platform provider melalui internet (UswachTech Administrator, 2010). Contoh PaaS ini antara lain, Google App Engine, Windows Live, dan Force.com (Cleveland, Lewis, & Khannan, 2009).
Infrastructure-as-a-Service
Model aplikasi yang paling luas cakupannya yaitu Infrastructure as a Service (IaaS) yang meliputi penyediaan layanan infrastruktur secara terintegrasi. Pada prinsip teknisnya, provider menyediakan virtual server dengan IP adress yang unik bagi user. User dapat menggunakan application program interface (API) milik si provider untuk memulai, menghentikan, mengakses dan mengkonfigurasi virtual server dan media storage-nya. Media storage di sini dapat bersifat fisik berupa hardware maupun virtual (di dalam cloud) (Shridhar, 2009). Sasaran model layanan ini ialah di tingkatan korporasi karena adanya efisiensi biaya dalam penggunaan infrastruktur berbasis virtual server ini. Contoh IaaS antara lain, Google, IBM, dan Amazon EC2.
PERUSAHAAN PENYEDIA CLOUD COMPUTING
Cloud Computing adalah teknologi penyimpanan data secara virtual yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan data secara konvensional. Melalui Biznet Cloud Computing yang ditargetkan khusus untuk bisnis UKM, pemilik data dapat fokus terhadap bisnis mereka tanpa harus memikirkan biaya yang mereka keluarkan untuk membangun penyimpanan data, karena semua layanan ini dapat disewa dengan mudah, cepat, dan dengan harga yang terjangkau.
Selain menghemat biaya, Cloud Computing juga mendukung gerakan green computing. Hal ini disebabkan layanan Cloud Computing menggunakan server blades yang sangat efisien dalam penggunaan ruang data center dari konsumsi listrik, sehingga dapat mengurangi pemakaian listrik dan polusi lingkungan akibat pembangunan data center yang tidak efisien.
Cloud Computing tersedia dalam tiga paket, yaitu Cloud Server dengan biaya bulanan Rp2,5 juta, Cloud Hosting dengan Rp7 juta per bulan, dan Cloud Storage dengan Rp3 juta per bulan.[ito]
MANFAAT DAN KERUGIAN CLOUD COMPUTING
Manfaat cloud computing menurut saya :
- Sangat membantu bagi perusahaan SOHO dan yang baru startup dalam biaya instalasi yang murah, dan waktu yang pendek dalam implementasi.
- membayar sesusai dengan yang kita gunakan sehingga lebih efisien.
- dapat mengeliminasi kebutahan infrastruk perusahaan TI yang mahal dan rumit.
- membuat operasional dan manajemen perusahaan lebih mudah.
- privacy, data yang kita masukkan ke provider mungkin bisa terbaca oleh perusahaan lain tanpa sepengetahuan kita.
- service level, kemungkinan kurangnya layanan service dari provider, meliputi data recovery dan data protection.
- data ownership, adanya kemungkinan hilangnya kepimilikan data yang kita masukkan ke provider.